Rindu jalan-jalan? Kami juga! Cari info wisata yang pas untuk kamu, hanya disini!
Mojokerto adalah sebuah daerah di Jawa Timur yang terbagi menjadi dua wilayah administratif yaitu Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto.
Termasuk dalam kawasan metropolitan Gerbangkertosusila yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan, daerah ini terbilang ramai.
Mojokerto sangat erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Majapahit, sebab di sinilah dahulunya kerajaan yang cukup besar di Nusantara tersebut pernah berdiri.
Selain itu kondisi geografis Mojokerto juga terdiri dari wilayah perbukitan dan pegunungan maupun wilayah dataran rendah, membuatnya memiliki beragam panorama alam yang menarik.
Oleh sebab itu beberapa keunikan dari Mojokerto bisa juga dilihat dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata berikut ini.
Ranu Manduro
Ranu Manduro adalah sebuah tempat wisata yang akhir-akhir ini terkenal bermula dari sebuah postingan video di Twitter. Netizen seringkali menyebut tempat ini dengan nama Feeling Good, sebab postingan yang memviralkan tempat ini memiliki backsound lagu Surfaces berjudul Sunday Best, dengan salah satu liriknya berbunyi Feeling good.
Keindahan Ranu Manduro bahkan disandingkan dengan beberapa tempat yang ada di New Zealand. Berlatar Gunung Penanggungan, dengan lembah dan perbukitan hijau yang menjadi daya tarik tempat ini.
Namun siapa sangka, Ranu Manduro sejatinya bukanlah objek wisata yang dibuat khusus untuk wisatawan. Tempat ini merupakan area lahan pertambangan sebuah perusahaan yang sudah tidak beoperasi.
Kabarnya tempat ini pun akhirnya ditutup oleh sang pemilik lahan dengan memasang spanduk dilarang masuk di tempat ini. Hal ini juga menyusul ramainya pengunjung yang memadati Ranu Manduro sehingga menimbulkan kemacetan dan sampah yang berserakan.
Ranu Manduro berlokasi di Madurono, Manduro, Ngoro, Mojokerto, buka setiap hari selama 24 jam, dengan biaya parkir sebesar Rp2.000/orang.
Informasi lengkap tentang Ranu Manduro bisa kalian lihat di sini.
Patung Budha Tidur
Patung Buddha tidur berukuran raksasa ini berlokasi di kompleks Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto. Patung ini didirikan untuk melengkapi pusat situs keagamaan Buddha di kawasan bekas peninggalan Kerajaan Majapahit.
Patung Buddha ini bernama asli Rupang Sleeping Buddha dengan ukuran panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi sekitar 4,5 meter. Alhasil patung ini pun mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesisa (MURI), sekaligus menjadi patung Buddha tidur terbesar ketiga di dunia setelah Thailand dan Nepal.
Berdiri di atas kolam ikan, Patung Buddha ini menawarkan keindahannya yang menawan. Selain itu di sekitarnya juga berdiri beberapa Arca Dwarapala yang terdapat di jalan masuk sebelum bangunan utama.
Patung Buddha Tidur yang terbuat dari beton berlapis kuningan, hal inilah yang menjadi salah satu ikon khas Mojokerto ini terlihat megah.
ini berlokasi di Jl. Raya Trowulan, Siti Inggil, Bejijong, Trowulan, Mojokerto, buka setiap hari dari pukul 06.00 – 17.00 WIB dengan harga tiket masuk sebesar Rp4.000/orang.
Puncak Watu Jengger
Salah satu spot pendakian yang ada di Mojokerto, Jawa Timur, adalah Puncak Watu Jengger. Lokasinya berada pada sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut.
Bukit Watu Jengger memang cocok menjadi spot trekking bagi pendaki pemula. Sebab selain lokasinya yang tidak terlalu tinggi, jalurnya pun ramah bagi pendaki dan tidak terlalu sulit.
Untuk mencapai Puncak Watu Jengger, pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja. Sedangkan bagi yang sudah terbiasa melakukan pendakian, perjalanan ke puncak hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam hingga 1,5 jam.
Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi dengan pemandangan yang menawan. Beberapa perbukitan hijau berdiri megah di sekelilingnya. Selain itu tempat ini juga seringkali diselimuti kabut, membuat sensasi kesejukan tersendiri bagi pendaki.
Puncak Watu Jengger berlokasi di Hutan Jatirejo, Nawangan, Jatirejo, Mojokerto, buka 24 jam setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp10.000/orang.
Bumi Perkemahan Dlundung
Spot wisata keluarga yang belakangan populer di Mojokerto ini bernama Bumi Perkemahan Dlundung. Lokasinya terletak pada sebuah lereng Gunung Penanggungan dengan suasana hutan dan pepohonan rimbun di sekelilingnya.
Selain camping ground, ada pula Air Terjun Dlundung yang juga menjadi salah satu daya tarik tempat ini. Kesegaran dan gemercik nya air pun bisa dinikmati pengunjung yang datang ke sini.
Bumi Perkemahan Dlundung ini selalu ramai oleh wisatawan, terutama di akhir pekan atau hari libur. Hal ini juga bisa dilihat dari banyaknya tenda yang berdiri di area camping ground tempat ini.
Fasilitas yang disediakan berupa area parkir yang aman dan cukup luas serta toilet atau kamar mandi. Namun, pengunjung lebih sering mandi dan bermain air di sekitar aliran sungai atau air terjun.
Bumi Perkemahan Dlundung berlokasi di Kemiloko, Trawas, Mojokerto, buka 24 jam setiap hari dengan tiket masuk sebesar Rp10.000/orang.
Kampung Majapahit
Majapahit adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara. Kejayaan Majapahit yang ada pada tahun 1293 M hingga runtuh pada sekitar tahun 1500 M ini masih menyisakan jejak sejarahnya.
Salah satunya adalah Kampung Majapahit yang ada di Mojokerto, Jawa Timur. Kampung ini memang dipenuhi oleh puing-puing bangunan, tembok kuno, batu-batuan kuno, yang berasal dari peninggalan Kerajaan Majapahit.
Salah satu daya tariknya yang lain adalah dengan menghidupkan desain rumah kawula pada rumah penduduk yang ada di kampung ini. Desain rumah kawula atau rumah rakyat biasa memfungsikan rumah hanya sebagai tempat tidur. Sementara itu aktivitas lainnya dilakukan di luar rumah.
Rumah-rumah dengan desain rumah kawula ini berjajar berdampingan di sepanjang jalan utama kampung. Bedanya hanyalah ukurannya, ada yang besar dan ada pula yang kecil.
Kampung Majapahit berlokasi di Bejijong, Trowulan, Mojokerto, buka dari pukul 07.00 – 17.00 WIB setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp3.000/orang.
Candi Kedaton
Candi Kedaton adalah salah satu candi yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Kedaton memiliki makna yang berarti kedutaan dan merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit.
Candi ini diduga sudah ada sejak abad ke-13 M, bangunan ini dulunya merupakan sebuah rumah dari seseorang yang memiliki gelar bangsawan di lingkungan kerajaan.
Hal ini juga bisa dilihat dari lokasi Candi Kedaton dibangun, sebab terindikasi sebagai bekas kompleks tertutup yang menjadi kediaman bagi raja dan keluarga kerajaan lainnya.
Konon menurut cerita setempat, Candi Kedaton merupakan kediaman dari Dyah Wiyat Gayatri yang merupakan putri bungsu dari Raden Wijaya dan istrinya Gayatri.
Kawasan ini juga memiliki bangunan lain selain candi yaitu berupa goa, sebuah lorong, dan sumur bekas tempat semedi yang bernama Sumur Upas.
Candi Kedaton berlokasi di Kedaton, Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto, buka 24 jam setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp3.000/orang.
Makam Troloyo
Makam Troloyo adalah salah satu kawasan destinasi wisata religi yang terkenal karena adanya makam Syekh Jumadil Kubro, kakek dari Walisongo.
Menurut catatan sejarawan William Barrington D’Almeida dalam bukunya berjudul Life in Java, disebutkan bahwa Makam Troloyo bernama Kooboran Plataharan. Kompleks makam ini menurutnya memiliki luas sekitar 3,5 acre atau sekitar 152 ribu kaki persegi.
Dulunya Makam Troloyo adalah tempat pemakaman bagi orang muslim pada zaman Kerajaan Majapahit. Tempat ini di masa lalu memiliki 4 plataharan atau kompleks makam yang cukup luas serta 2 lainnya berukuran lebih kecil.
Masing-masing dari kompleks pemakaman di sini dikelilingi dengan dinding berbahan batu bata. Selain makam Syekh Jumadil Kubro, di tempat ini juga terdapat setidaknya 19 makam lainnya.
Makam Troloyo berlokasi di Sentonorejo, Trowulan, Mojokerto, buka 24 jam setiap harinya dengan tanpa biaya masuk.
Gapura Wringin Lawang
Gapura Wringin Lawang adalah salah satu bangunan khas peninggalan Kerajaan Majapahit. Dalam bahasa Jawa Wringin Lawang berarti pintu beringin.
Bangunan gapura ini terbuat dai batu bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi sekitar 15,5 meter. Gapura Wringin Lawang diperkirakan dibangun pada abad ke-14 M.
Desain bangunannya lazim disebut dengan istilah candi bentar atau bergaya gerbang terbelah. Gaya arsitektur ini diduga muncul pada era Majapahit hingga saat ini masih banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.
Banyak dari para sejarawan yang mengatakan bahwa gapura ini dulunya merupakan pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di Kerajaan Majapahit. Salah satu yang paling populer adalah pintu masuk menuju kediaman Majapahit Gajah Mada.
Gerbang Wringin Lawang berlokasi di Jatipasar, Trowulan, Mojokerto, buka setiap hari dari pukul 07.00 – 17.00 WIB dengan tanpa dipungut biaya masuk.
Candi Tikus
Candi Tikus adalah peninggalan sebuah kerajaan bercorak hindu yang terletak di Mojokerto. Konon dinamakan tikus karena dulunya tempat candi ini berada merupakan sarang tikus sewaktu ditemukan oleh masyarakat setempat.
Candi Tikus ditemukan terkubur dalam tanah yang kemudian dilakukan penggalian pada tahun 1914. Penggalian candi ini dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto waktu itu bernama R. A. A. Kromojoyo Adinegoro.
Bangunan candi ini menyerupai sebuah pertirtaan atau tempat pemandian keluarga kerajaan. Beberapa ahli ada juga yang berpendapat bahwa bangunan ini dulunya adalah tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk.
Berdasarkan aristektur bangunannya yang bergaya miniatur menara, diperkirakan Candi Tikus dibangun pada sekitar abad ke-13 M sampai abad ke-14 M.
Candi Tikus berlokasi di Jl. Raya Trowulan, Jatirejo, Temon, Trowulan, Mojokerto, buka dari pukul 07.00 – 16.00 WIB setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp3.000/orang.
Candi Jolotundo
Candi Jolotundo dibuat oleh Raja Udayana yang merupakan raja dari Kerajaan Bendahulu dari Wangsa Warmadewa, Bali. Raja Udayana menikahi seorang putri yang berasal dari Kerajaan Medang waktu itu bernama Putri Gunapriya Dharmaptani.
Bangunan ini merupakan wujud rasa cinta Raja Udayana dalam menyambut kelahiran anaknya Airlangga. Sementara itu sumber lain berpendapat bahwa Candi ini adalah tempat pertapaan dari Airlangga.
Salah satu daya tarik dari Candi Jolotundo adalah adanya pertirtaan atau pemandian. Konon keberadaan pemandian tersebut bermakna air amerta yang seolah-olah keluar dari tubuh Mahameru.
Oleh sebab itu banyak pengunjung yang percaya bahwa air yang ada di Candi Jolotundo ini memiliki banyak khasiat. Candi ini ramai dikunjungi terutama pada malam satu Suro atau satu Muaharam.
Candi Jolotundo berlokasi di Area Hutan Trawas, Mojokerto, buka 24 jam setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp10.000/orang.
Candi Brahu
Candi Brahu adalah candi yang terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, Mojokerto. Kawasan ini dulunya adalah bekas lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit.
Brahu dinamakan dari kata wanaru atau warahu yang berasal dari sebutan sebuah bangunan suci. Istilah ini disebut dalam Prasasti Alasantan yang ditemukan tidak jauh dari lokasi Candi Brahu berada.
Bangunan candi ini berbahan dasar batu bata merah dan menghadap ke ara barat berukuran panjang sekitar 22,5 meter, lebar 18 meter, dan ketinggian 20 meter. Arsitekturnya sendiri terinspirasi dari kultur Buddha.
Candi Brahu diperkirakan dibangun pada abad ke-15 Masehi, beberapa pendapat yang lain mengatakan bahwa candi ini berusia lebih tua daripada candi-candi lain yang ada di Trowulan.
Candi Brahu berlokasi di Jambu Mete, Bejijong, Trwoulan, Mojokerto, buka dari pukul 08.00 – 16.00 WIB setiap harinya dengan tiket masuk sebesar Rp3.000/orang.
Gapura Bajang Ratu
Gapura Bajang Ratu atau dikenal pula dengan istilah Candi Bajang Ratu adalah sebuah bangunan gapura peninggalan Kerajaan Majapahit.
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi dan merupakan salah satu gapura besar pada zama keemasan Kerajaan Majapahit.
Menurut pakar, bangunan Gapura Bajang Ratu dibuat sebagai pintu masuk ke dalam bangunan suci serta untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalam kitab Negarakertagama disebut kembali ke dunia Wisnu sekitar tahun 1328 Masehi.
Bajang Ratu dalam bahasa Jawa berarti raja atau bangsawan yang kecil atau cacat. Arsitektur bangunan nya sendiri memiliki tipe paduraksa tau gapura beratap. Terbuat dari batu bata merah dan batu andesit di beberapa bagiannya.
Gapura Bajang Ratu berlokasi di Pelem, Temon, Trowulan, Mojokerto, buka setiap hari dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp5.000/orang.
Museum Gubug Wayang
Sesuai dengan namanya, museum di Mojokerto ini memiliki beragam koleksi wayang dari berbagai daerah dan kebudayaan. Museum ini diresmikan oleh Drs Suyadi, seorang seniman terkenal tanah air yang terkenal dengan nama Pak Raden.
Museum ini juga berisi kumpulan cerita lengkap pewayangan, mulai dari cerita kawasan barat hingga kawasan timur Nusantara. Beberapa koleksi wayang di dalamnya adalah wayang kulit hingga wayang bambu dan wayang golek.
Tokoh Pak Raden memang sangat lekat dengan Museum Gubung Wayang ini. Tidak heran jika di dalamnya terdapat patung sang tokoh lengkap dengan kursi roda milik Drs Suyadi.
Koleksi yang ada di dalam museum ini selain wayang pun ada, beberapa diantaranya seperti sejumlah koleksi senjata tradisional seperti keris hingga tombak dan alat musik gamelan.
Museum Gubug Wayang berlokasi di Jl. R. A. Kartini, Kauman, Prajurit Kulon, Mojokerto, buka setiap hari dari pukul 09.00 – 17.00 WIB dengan harga tiket masuk Rp30.000/orang.
Api Abadi Bekucuk Mojokerto
Api abadi adalah salah satu wisata api alam yang bisa dikatakan tidak pernah padam. Salah satunya ada di Mojokerto bernama Api Abadi Bekucuk, yang pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 1993.
Masyarakat setempat percaya bahwa keberadaan Api Abadi Bekucuk ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Selain itu diduga dulunya api ini digunakan sebagai tempat menempa keris dan peralatan lain oleh para ahli kerajaan.
Daya tarik inilah yang membuat obyek Api Abadi Bekucuk terbilang unik. Salah satu waktu yang tepat untuk menikmati keindahan wisata api abadi ini adalah pada waktu malam hari, sebab kobaran api akan terlihat sangat jelas.
Kawasan Api Abadi Bekucuk juga disekitarnya terdapat peninggalan lain berupa makan kuno yang oleh masyarakat setempat dikeramatkan serta sering didatangi oleh para peziarah.
Api Abadi Bekucuk terletak di Tempuran, Soko, Mojokerto, buka 24 jam setiap harinya dengan biaya tiket masuk sebesar Rp3.000/orang.
Coban Canggu
Coban Canggu adalah nama sebuah air terjun yang ada di Mojokerto, Jawa Timur, berlokasi di lereng Gunung Welirang.
Destinasi wisata air terjun Coban Canggu memang bisa dibilang jarang sepi pengunjung, baik dari warga sekitar maupun dari daerah lain.
Meskipun akses menuju lokasinya cukup sulit dan membutuhkan fisik yang kuat dan cukup melelahkan, sebab harus melewati sejumlah anak tangga. Namun sesampainya di lokasi air terjun berada, pengunjung akan langsung terobati dengan panorama air terjun setinggi 100 meter ini.
Selain menikmati panorama air terjun Coban Canggu yang menawan, biasanya banyak dari pengunjung yang bermain air atau mandi di sekitar air terjun. Konon di sekitar air terjun terdapat sumber air yang berkhasiat dalam hal perjodohan. Selain itu di sekitarnya juga sering dijumpai monyet-monyet yang berayun dari pohon ke pohon.
Air terjun Coban Canggu berlokasi di Padusan, Pacet, Mojokerto, buka dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan harga tiket masuk sebesar Rp8.000/orang.
Wisata Gunung Penanggungan
Gunung Penanggungan adalah gunung berapi tidak aktif berbentuk kerucut yang terletak di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Selain itu, di sekitar lereng dan kawasan gunung ini banyak ditemukan situs purbakala yang sering dikaitkan dengan sejarah Kerajaan Majapahit.
Jalur menuju puncak Gunung Penanggungan memang terbilang lebih ramah bagi pendaki pemula. Sebab tingginya relatif tak setinggi gunung lainnya di Jawa Timur yakni sekitar 1.653 Mdpl.
Untuk mencapai puncak gunung ini tersedia empat jalur pendakian seperti jalur Tamiajeng, Jolotundo, Ngoro, dan Trawas. Masing-masing jalur tersebut memiliki keunikan dan panorama alam yang berbeda-beda.
Waktu yang ditempuh selama perjalanan menuju puncak Gunung Penanggungan relatif singkat yaitu hanya sekitar 3 – 4 jam. Puncak Gunung Penanggungan terkenal akan panorama sunrise beserta view Gunung Semeru, Arjuna, dan Welirang.
Wisata Gunung Penanggungan berlokasi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, buka 24 jam setiap harinya dengan biaya masuk sebesar Rp17.500/orang.
Kolam Segaran
Kolam Segaran merupakan salah satu dari 32 waduk atau kolam kuno peninggalan Kerajaan Majapahit yang masih utuh hingga sekarang.
Kolam ini ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang yang bernama Henry Maclain Pont. Bangunan Kolam Segaran memiliki desain empat persegi panjang berukuran panjang 375 meter, lebar 125 meter, dan dinding kolam setinggi 3,16 meter selebar 1,6 meter.
Menurut beberapa sumber cerita, dulunya Kolam Segaran digunakan sebagai tempat rekreasi dan menjamu tamu dari luar Kerajaan Majapahit. Beberapa sumber yang lain mengatakan bahwa kolam ini berfungsi sebagai waduk atau penampungan air.
Kolam Segaran dibuat dari batu bata yang direkatkan satu sama lain, pada bagian tenggara terdapa saluran air menuju kolam Balong Bunder dan Balong Dowo. Sementara pada bagian barat laut terdapat saluran pembuangan air.
Kolam Segaran berlokasi di Trwoulan, Mojokerto, buka setiap hari dari selama 24 jam dengan biaya masuk sebesar Rp3.000/orang.
Museum Trowulan
Museum Trowulan adalah tempat terbaik untuk melihat sekaligus sebagai destinasi wisata edukatif berkaitan dengan benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit.
Pada kawasan museum terdapat juga situs pemukiman Majapahit yang berlokasi cukup dekat dengan bangunan utama Museum Trowulan. Pengunjung akan melihat sisa-sisa bangunan pemukiman, namun hanya dibolehkan melihat dari kejauhan.
Sementara itu, bangunan utama Museum Trowulan menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit seperti sisa-sisa bangunan, arca, batu-batuan, peralatan, artefak, dan lain sebagainya. Pengunjung juga hanya dibolehkan melihat dan mempelajari serta dilarang memotret.
Fasilitas yang disediakan di kawasan museum pun terbilang lengkap, mulai dari toilet, tempat ibadah, hingga area bermain anak.
Museum Trowulan berlokasi di Jl. Pendopo Agung, Ngelinguk, Trowulan, Mojokerto, buka setiap hari dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp5.000/orang.
Pacet Mini Park
Pacet Mini Park adalah destinasi rekreasi keluarga yang ada di Mojokerto, Jawa Timur. Mengunjungi tempat ini seketika akan langsung disambut dengan patung iguana raksasa yang menjadi desain pintu depan.
Selain itu bangunan tembok Pacet Mini Park juga berhiaskan aneka satwa yang menarik dan edukatif. Terdapat pula area patung-patung dan gazebo yang ada di sekitar lokasinya.
Beberapa fasilitas wahana bermain yang disediakan di dalam area Pacet Mini Park ini diantaranya yaitu kolam renang, ATV, istana balon, kereta kuda, terapi ikan, monorail, serta flying fox. Wahana-wahana tersebut memiliki tarif masuk sendiri dengan harga dari mulai Rp10.000 – Rp25.000/wahana.
Ketika libur panjang biasanya Pacet Mini Park ramai oleh pengunjung, sebab tanpa bermain wahana pun, di tempat ini pengunjung bisa bersantai dengan menggelar tikar bersama dengan keluarga terdekat.
Pacet Mini Park berlokasi di Jl. Raya Mojosari – Pacet Km. 55, Warugunung, Pacet, Mojokerto, buka setiap hari kecuali Jumat dari pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp10.000/orang.
Joglo Park Mojokerto
Menikmati wahana wisata permainan air di Mojokerto bisa dilakukan dengan mengunjungi Joglo Park. Wisata keluarga bertema air ini sesuai dengan namanya, memiliki konsep bangunan bertemakan rumah joglo.
Beberapa ornamen yang ada di sekitarnya pun berbentuk rumah joglo, sehingga selain menjadi wahana rekreasi air, tempat ini juga cukup edukatif dalam mengenalkan budaya khas leluhur.
Wahana air yang tersedia di Joglo Park cukup beragam, seperti water park, jacussi, boomeranh, familiy slide, dan istana air. Ada pula wahana menarik lain seperti Colombus, kora-kora, kursi terbang, bioskop 3D, Jurassic, dan flying fox.
Fasilitas pendukung yang ada di Joglo Park juga terbilang lengkap. seperti toilet atau WC, kamar mandi, kamar bilas, gasebo, area kuliner, serta area parkir.
Joglo Park berlokasi di Jl. Raya Mojosari – Pacet Km. 3, Pacet, Mojokerto, buka setiap hari kecuali Jumat dari pukul 08.00 – 16.30 WIB dengan harga tiket masuk sebesar Rp30.000/orang.
Strawberry Farm Pacet
Kawasan Pacet yang berada di kaki Gunung Welirang membuatnya memiliki udara yang sejuk. Selain itu kondisi ini juga menjadi sangat cocok digunakan untuk membudidayakan komoditas perkebunan.
Salah komoditas perkebunan yang cukup diminati di Pacet adalah buah strawberry. Buah berukuran mungil berwarna merah ini kaya akan vitamin dan digemari semua usia.
Strawberry Farm Pacet berlokasi pada ketinggian sekitar 600 Mdpl dan bermula dengan tanaman strawberry berjumlah sekitar 4.000 bibit yang ditanam pada polybag.
Kawasan ini saat ini menjadi salah satu destinasi wisata alternatif dan edukatif bagi keluarga. Selain sembari melepas penat, mengunjungi tempat ini juga sekaligus berlajar berkebun mulai dari penanaman hingga panen.
Strawberry Farm berlokasi di Padusan, Pacet, Mojokerto, buka setiap hari kecuali Senin dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp25.000/orang.