Rindu jalan-jalan? Kami juga! Cari info wisata yang pas untuk kamu, hanya disini!
Yogyakarta dan titik nol kilometer Jalan Malioboro memang tidak bisa terpisahkan. Salah satu pusat keramaian di Yogyakarta ini tidak pernah luput dari kunjungan wisata. Namun, tahukah kalian jika ada bangunan bersejarah tepat di sekitar titik nol kilometer Jalan Malioboro tersebut?
Bangunan bernama Benteng Vredeburg ini ternyata menyimpan riwayat panjang tentang Kesultanan Yogyakarta. Benteng Vredeburg menjadi saksi bisu lahirnya Kasultanan Yogyakarta, peristiwa Perjanjian Giyanti yang fenomenal dan bahkan hingga masa kemerdekaan Indonesia.
Sekilas Tentang Museum Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 melalui perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan pihak pemerintah Hindia Belanda pimpinan Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa, Nicholaas Harting kala itu. Benteng ini dibangun dengan dalih untuk keamanan keraton.
Namun pembangunan Benteng Vredeburg ini ternyata adalah suatu upaya untuk memudahkan pengawasan pemerintah Hindia Belanda terhadap aktivitas dari Keraton Yogyakarta. Bangunan awal dari Benteng Vredeburg ini memang sangat sederhana dan berbentuk bujur sangkar.
Pada setiap sudutnya dibangun saleka atau bastion yang oleh Sultan HB I masing-masing saleka tersebut diberi nama. Seperti, Jaya Wisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang (sudut barat daya) dan saleka yang bernama Jaya Prayitna (sudut tenggara).
Kemudian pada masa gubernur Hindia Belanda W.H. Van Ossenberg bangunan benteng mulai dibangun permanen yang selesai pada tahun 1787 dan dinamai Rustenburg yakni peristirahatan. Namun, pada tahun 1867 terjadi gempa hebat yang mengakibatkan bangunan benteng rusak.
Setelah diadakan pembangunan ulang, akhirnya benteng tersebut berganti nama menjadi Verdeburg yang berarti perdamaian. Benteng Vredeburg memang telah beralih fungsi dan berganti status seiring dengan peristiwa historis hingga akhirnya kini menjadi sebuah museum.
Wahana di Museum Benteng Vredeburg
Sejak tahun 1992, bangunan Benteng Vredeburg ini resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional berdasarkan SK Mendikbud RI kala itu. Alhasil bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 46.574 meter persegi ini menyimpan banyak sekali koleksi bersejarah yang edukatif.
1. Koleksi Museum
Ada banyak sekali koleksi dari Museum Khusus Perjuangan Nasional bernama Museum Benteng Vredeburg. Koleksi yang ada di dalam museum setidaknya dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan jenis koleksinya, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;
A. Koleksi bangunan
- Selokan atau parit, dulunya selokan atau parit ini dibangun sebagai pertahanan paling luar benteng dari serangan musuh. Setelah sisitem kemiliteran mengalami kemajuan, bangunan selokan atau parit ini lalu hanya digunakan sebagai sarana drainase saja.
- Jembatan, pada awalnya bangunan jembatan di dalam Museum Benteng Vredeburg ini berbentuk jembatan gantung. Karena berkembangnya teknologi terutama agar bisa dilewati oleh kendaraan perang, akhirnya bangunan jembatan berubah menjadi paten.
- Tembok benteng, bangunan tembok dari Museum Benteng Vredeburg ini berwarna serba putih dan awalnya dijadikan pertahanan setelah selokan atau parit. Selain itu, berfungsi juga sebagai tempat pengintaian dan penempatan meriam dan senjata lainnya.
- Pintu gerbang, bangunan ini dibuat sebagai akses keluar masuk Museum Benteng Vredeburg. Pintu gerbang tersebut berjumlah tiga buah yang terletak di sebelah barat, timut, dan selatan. Hanya saja pintu gerbang selatan dibuat khusus lebih kecil.
- Bangunan-bangunan lain di dalam Museum Benteng Vredeburg, ada berbagai bangunan lain di tengah benteng yang dulunya berfungsi sebagai barak prajurit dan perwira. Seiring perkembangan, bangunan-bangunan tersebut juga pernah berfungsi untuk tangsi militer.
B. Koleksi realia
Ada banyak sekali koleksi realia yaitu koleksi berupa benda atau material. Koleksi realia tersebut merupakan benda bersejarah yang benar-benar asli dan bukan tiruan. Seperti, peralatan rumah tangga, senjata, naskah, mesin cetak, pakaian, foto, lukisan, patung, dan koleksi realia lainnya.
D. Koleksi diorama
Museum Benteng Vredeburg juga memiliki koleksi diorama yang bercerita tentang peristiwa sejarah yang terbagi dalam enam tema. Setidaknya ada sekitar 55 diorama yang ada di dalam Musuem Benteng Vredeburg, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Ruang Diorama I, ada 11 diorama di ruangan tersebut yang menggambarkan persitiwa sejarah sejak masa Perang Diponegora hingga masa pendudukan Jepang di Yogyakarta atau sejak tahun 1825 hingga tahun 1942.
- Ruang Diorama II, ada 19 diorama di ruangan tersebut yang menggambarkan peristiwa sejarah sejak masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia hingga Agresi Militer Belanda pertama atau sejak tahun 1945 hingga tahun 1947.
- Ruang Diorama III, ada 18 diorama di ruangan tersebut yang menggambarkan peristiwa sejarah sejak masa Perjanjian Renville hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) atau sejak tahun 1948 – 1949
- Ruang Diorama IV, ada 7 diorama di ruangan tersebut yang menggambarkan peristiwa sejarah sejak masa periode Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga masa Orde Baru atau sejak tahun 1950 – 1974.
2. Ruang Pengenalan
Ruang Pengenalan yang ada di dalam Museum Benteng Vredeburg ini berfungsi sebagai studio mini yang berkapasitas sekitar 50 orang. Ruang Pengenalan memiliki koleksi film dokumenter singkat berdurasi sekitar 10-15 menit yang bercerita tentang berbagai peristiwa sejarah.
3. Media Interaktif
Terhitung sejak tahun 2012, Museum Benteng Vredeburg memikili sarana media interaktif yang ada di ruangan diorama I dan II berupa media layar sentuh. Pengunjung dapat menggunakan media interaktif ini untuk mengetahui sejarah suatu peristiwa secara lebih luas atau lengkap.
4. Ruang Audiovisual
Ruang Audiovisual terletak di lantai 2 gedung F yang memiliki koleksi film-film perjuangan. Film-film tersebut diputar setiap hari Jumat pukul 13.00 WIB dan hari Minggu pukul 10.00 WIB dan 13.00 WIB serta biasanya diputar pada minggu kedua, ketiga, dan keempat setiap bulan.
5. Monumen Serangan Oemom 1 Maret 1949
Bangunan Monumen Serangan Oemom 1 Maret 1949 ini dapat terlihat dari titik nol kilometer Jalan Malioboro. Bangunan yang menjadi bagian dari Museum Benteng Vredeburg ini merupakan ruang publik dan biasa dipakai untuk menggelar acara kesenian atau hiburan.
LokasiĀ
Benteng Vredeburg berada strategis di pusat Kota Yogyakarta atau tepatnya berlokasi di Jalan Jenderal A. Yani atau Jalan Margo Mulyo No. 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. Musuem ini buka setiap hari sesuai dengan jam operasional yaitu,
- Selasa-Kamis pukul 07.30 – 16.00 WIB
- Jumat-Minggu pukul 07.30 – 16.30 WIB
Rute Menuju Museum Benteng Vredeburg
Karena berada di pusat Kota Yogyakarta, untuke berkunjung ke Kebun Binatang Gembira Loka ada beberapa rute yang bisa kalian tempuh. Baik menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum, beberapa rute perjalanan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Via kendaraan pribadi motor & mobil
Bagi anda yang menggunakan kendaraan pribadi maka gunakanlah rute sebaga berikut. Rute ini lebih cocok dilewati dengan mobil karena menggunakan jalan tol, bagi yang menggunakan motor maka mungkin akan menempuh rute jalan yang lebih panjang dan lebih lama.
a. Dari Jakarta dan Bandung
Bagi kalian yang datang dari arah Jakarta dan Bandung, gunakanlah Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) melalui Jalan Tol Trans Jawa dan keluar di Exit Tol Kartosuro. Setelah itu ikutilah rute perjalanan sebagai berikut, Kartosuro – Klaten – Prambanan – Jl. Laksda. Adisucipto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Jend. Soedirman – Jl. Suroto – Jl. Yos Sudarso – Jl. Abu Bakar Ali – Jl. Malioboro – Jl. Jend Ahmad Yani – sampai di Museum Benteng Vredeburg.
b. Dari Malang dan Surabaya
Apabila kalian datang dari arah Malang dan Surabaya, gunakanlah Jalan Tol Kertosono-Mojokerto melalui Jalan Tol Trans Jawa dan keluar di Exit Tol Kartosuro. Setelah itu ikutilah rute perjalanan sebagai berikut, Kartosuro – Klaten – Prambanan – Jl. Laksda. Adisucipto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Jend. Soedirman – Jl. Suroto – Jl. Yos Sudarso – Jl. Abu Bakar Ali – Jl. Malioboro – Jl. Jend Ahmad Yani – sampai di Museum Benteng Vredeburg.
c. Dari Semarang dan Solo
Apabila kalian datang dari arah Semarang gunakanlah Jalan Tol Semarang-Solo dan keluar di Exit Tol Kartosuro di Solo. Setelah itu ikutilah rute perjalanan sebagai berikut, Kartosuro – Klaten – Prambanan – Jl. Laksda. Adisucipto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Jend. Soedirman – Jl. Suroto – Jl. Yos Sudarso – Jl. Abu Bakar Ali – Jl. Malioboro – Jl. Jend Ahmad Yani – sampai di Museum Benteng Vredeburg.
d. Dari Banyumas dan Jalur Jalan Selatan
Apabila kalian datang dari arah Banyumas melalui Jalur Jalan Selatan. Setelah itu ikutilah rute perjalanan sebagai berikut, Buntu – Sumpiuh – Gombong – Kebumen – Kutoarjo – Bagelen – Temon – Wates – Bantul – Jl. Wates – Jl. RE. Maratdinata – Jl. K. H. Ahmad Dahlan – Jl. Panemabahan Senopati – Jl. Jend Ahmad Yani – sampai di Museum Benteng Vredeburg.
2. Via Transportasi Umum
Jika kalian yang menggunakan transportasi umum maka kalian bisa memilih beberapa moda transportasi sebagai berikut. Rute perjalanan dengan menggunakan transportasi publik ini akan sangat relatuf tergantung dari kategori dan pihak penyedia layanan jasa transportasi.
a. Via kereta
Jika menggunakan kereta api, maka kalian bisa turun di Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan.
- Bagi kalian yang turun di Stasiun Tugu, dari Halte TransJogja Stasiun Tugu, naiklah TransJogja Line 3A dan turun di halte Jl. Ahmad Yani yang berada di depan Museum Benteng Vredeburg.
- Bagi kalian yang turun di Stasiun Lempuyangan, dari Stasiun Lempuyangan jalan kaki sekitar 500 meter ke arah timur ex Bioskop Mataram. Lalu naiklah TransJogja Line 2A di halte TransJogja ex Bioskop Mataram 2 dan turun di halte Sudirman 1. Kemudian naiklah TransJogja Line 1A dan turun di halte Jl. Ahmad Yani yang berada di depan Museum Benteng Vredeburg.
b. Via Bus
Jika menggunakan transportasi bus, maka kalian bisa turun di Terminal Giwangan dan Terminal Jombor.
- Bagi kalian yang turun di Terminal Giwangan, naiklah TransJogja jalur 3B lalu turun di halte TransJoga Ahmad Dahlan 2. Lalu naik TransJogja Line 10 dan turun di halte Senopati 2atau di samping Musuem Benteng Vredeburg.
- Bagi kalian yang turun di Terminal Jombor, naiklah TransJogja Line 2A lalu turun di halte Jl. Ahmad Yani yang berada di depan Museum Benteng Vredeburg.
c. Via pesawat
Apabila menggunakan pesawat maka kalian bisa turun di Bandara Adi Sucipto, dari halte bandara naik TransJogja Line 1B lalu turun di halte Jl. Ahmad Yani yang berada di depan Museum Benteng Vredeburg.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk menuju Musuem Khusus Perjuangan Nasional atau Museum Benteng Vredeburg terbilang murah dan terjangkau. Harga tiket yang diberlakukan oleh pihak pengelola Museum Benteng Vredeburg tersebut adalah sebagai berikut:
Kategori | Harga Tiket Masuk |
Dewasa Perorangan | Rp3.000/orang |
Dewasa Rombongan (min 20) | Rp2.000/orang |
Anak-anak Perorangan (TK s.d. SMP) | Rp2.000/anak |
Anak-anak Rombongan (min 20) | Rp1.000/anak |
Wisatawan Mancanegara | Rp10.000/orang |
Hal yang Bisa Dilakukan di Sini
Mengunjungi Museum Benteng Vredeburg dengan berbagai koleksi menarik di dalamnya tentu saja akan sangat menambah wawasan terlebih kaitannya dengan sejarah. Nah, selain itu ada berbagai hal menarik yang juga bisa kalian lakukan saat berkunjung ke Benteng Vredeburg.
1. Melihat koleksi museum
Hal pertama yang wajib kalian lakukan saat berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg adalah melihat koleksi museum. Apalagi koleksi di dalam Museum Vredeburg ini terbilang banyak mulai dari koleksi bangunan, koleksi realia, dan terutama melihat sejarah lewat koleksi diorama.
2. Permainan interaktif
Siapa sangka ternyata Museum Benteng Vredeburg juga memiliki permainan yang interaktif. Ada permaianan tembak-tembakan dengan latar belakang Agresi Militer Belanda. Ada pula permianan quiz interaktif yang juga bisa berguna untuk mengukur tingkat wawasan sejarah.
3. Menonton film
Ruang Audiovisual di dalam Museum Benteng Vredeburg ini memiliki sajian film dokumenter yang informatif. Bagi kalian yang penasaran dengan sejarah pembangunan Benteng Vredeburg menonton film tersebut bisa menjawab rasa penasaran kalian serta sembari bersantai sejenak.
4. Menyewa sepeda
Museum Benteng Vredeburg ternyata juga menyewakan sepeda ontel bagi pengunjung yang datang. Kalian bisa menyewa sepeda tersebut dan menggunakannya untuk mengelilingi museum sambil melihat-lihat setiap sudut dari bangunan Museum Benteng Vredeburg.
5. Ngopi
Bagi pengunjung yang capek berkeliling Museum Benteng Vredeburg dan ingin bersantai sejenak. Cobalah untuk berkunjung ke Indischee Coffee yang ada di sekitar komplek museum, selain kopi pengunjung juga bisa memesan aneka makanan yang dijamin akan menggoda lidah.
Tips Berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg
Museum adalah bangunan edukatif yang terbuka bagi siapapun. Selain sebagai sarana belajar, berkunjung ke musuem juga bisa menjadi sarana relaksasi. Nah, agar pengalaman berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg ini semakin memuaskan, simaklah beberapa tips berikut.
1. Hindari peak season
Agar semakin leluasa dalam mengeksplorasi koleksi museum alangkah baiknya hindari peak season atau waktu sibuk. Jika memungkinkan kunjungilah saat weekday dan hindari berkunjung saat musim liburan. Selain itu, berkunjunglah saat museum baru buka atau pada waktu sore hari.
2. Perhatikan informasi yang ada
Untuk membuat kunjungan ke Museum Benteng Vredeburg semakin terasa bermanfaat, luangkanlah waktu kunjungan kalian dengan memperhatikan informasi yang ada di dalam musuem. Selain menambah wawasan akan sejarah, banyak pelajaran hidup yang bisa diambil.
3. Lupakan sejenak media sosial
Bagi kalian yang berkunjung ke museum sebagai sarana relasasi, alangkah baiknya jika kalian melupakan sejenak media sosial. Sebab daripada kalian sibuk melihat medsos atau selfie lebih baik menyibukkan diri dengan menggali informasi yang ada di museum atau ikut tour guide.
4. Ajaklah orang terdekat
Mengajak orang terdekat untuk berkunjung ke Benteng Vredeburg bisa menambah keseruan. Apalagi mengajak rombongan ke museum juga bisa mengurangi harga tiket masuk. Selain itu, kalian juga bisa berdiskusi tentang infromasi yang diperoleh selama berkunjung ke museum.
5. Jagalah kebersihan dan ketertiban
Tips bermanfaat yang tidak boleh terlewatkan saat berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg adalah menjaga kebersihan dan ketertiban. Patuhilah aturan yang berlaku di museum, dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak koleksi yang ada di dalam museum.
Benteng Vredeburg telah lama berdiri di tanah Mataram atau Yogyakarta. Bangunan yang erat kaitannya dengan pertahanan tersebut telah lama mengawasi laju sejarah dan peristiwa penting yang membentang sejak masa Diponegoro hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia.
Jika Vredeburg berarti kedamaian maka aktifitas dari geliat benteng tersebut kini telah beristirahat dengan damai. Meskipun demikian, Benteng Vredeburg nyatanya telah melewati riwayat yang panjang, beralih nama, kuasa dan fungsi dalam memori sejarah. Selamat berwisata!